Kali ini kami akan membagikan informasi mengenai cerita Tigreal Mobile Legends yang jarang diketahui oleh para player. Tigreal merupakan hero Tank yang sangat populer di game Mobile Legends. Hero ini memiliki banyak keistimewaan yang tidak terdapat pada hero lainnya.
Selain memiliki kemampuan crowd control yang mematikan, hero ini juga memiliki daya tahan yang sangat tinggi. Tigreal masih menjadi rekomendasi untuk digunakan sebagai hero tank season ini, Tigreal memiliki segalanya untuk memblokir dan membunuh hero lawan. Nah, ingin tahu kisah lengkapnya? Berikut Dafunda Game sudah rangkum informasi mengenai kisah Tigreal dalam game Mobile Legends. Daripada berlama-lama, langsung saja simak informasinya berikut ini.
Baca Juga: Kisah Hero Dyrroth Sang Pengeran Kegelapan
Sebelum membagikan kisah dari hero ini, ada baiknya kalian kenali dulu setiap skill yang terdapat pada Tigreal. Hero Mobile Legends yang satu ini memiliki skill mematikan yang tentunya sangat mengganggu ketika saat war.
Untuk menguasai hero baru yang satu ini, kalian tentunya harus mengetahui dan mempelajari setiap skill yang terdapat pada hero ini. Berikut skill-skill Johnson yang wajib kalian kuasai:
Mendapatkan satu stack Blessing ketika menggunakan skill atau menerima Basic ATK. Tigreal akan menjadi kebal terhadap Basic ATK berikutnya setelah mendapatkan total empat stack Blessing.
Tigreal menghantam tanah, memberikan 270 Physical DMG dengan tambahan 70% Total Physical ATK kepada seluruh lawan di area berbentuk kipas dan menyebabkan efek slow kepada mereka sebesar 30% selama 1.5 detik.
Tigreal melakukan charge ke arah yang telah ia tentukan dan bertabrakan dengan lawan, memberikan damage. 4 detik setelah charge, Tigreal dapat menggunakan skill ini kembali untuk melepaskan serangan kedua, memberikan 280 Physical DMG dan menyebabkan airborne kepada lawan.
Tigreal menarik lawan sekitarnya, kemudian memberikan 270 Physical DMG dan menyebabkan efek stun kepada mereka selama 1.5 detik.
Tigreal lahir dalam keluarga bangsawan Weiting. Sejak berdirinya Kekaisaran Moniyan, keluarga Weiting selalu memberikan bakat militer kepada Kekaisaran Moniyan dan melindungi kekuatan kerajaan dan keamanan Bangsa Moniyan selama beberapa generasi. Generasi Tigre tidak terkecuali.
Ayahnya, Gareth, adalah menteri pertahanan kerajaan dan tangan kanan kaisar, sedangkan pamannya, Eckert, adalah kepala penjaga perbatasan yang ditempatkan di daerah paling berbahaya antara bagian selatan kerajaan dan Tanah Keputusasaan. . . . Meskipun ribuan tahun telah berlalu sejak perubahan mengejutkan yang membagi alam, rumor dan ancaman terhadap Abyss, iblis, dan makhluk jahat tidak pernah hilang.
Sejak kecil, Tigreal telah menerima pelatihan militer yang sistematis di Castle Atlas, mempelajari berbagai teknik bertarung seperti sparring, ilmu pedang, dan menunggang kuda. Seluruh keluarga Tigreal menaruh harapan besar padanya. Berharap suatu saat bisa meneruskan generasi ayahnya dan menjadi pelindung Moniyan yang paling setia.
Pada usia enam belas tahun, Tigreal bergabung dengan Imperial Army dengan kesetiaan penuh, serta bergabung dengan barisan Garrison Army. Selama masa empat tahun pada Garrison Army, Tigreal memimpin pasukannya menuju seluruh penjuru Moniyan, yang meningkatkan kemampuannya dalam memerintah dan memimpin dan para Knight of Lightsangat menyukainya.
Kemudian, Tigreal bergabung dengan Knight of Light dengan bakat bertempur dan kepemimpinannya yang luar biasa. Di Moniyan Empire, hanya prajurit paling setia dan berani yang telah menjalani latihan intensif dapat dipilih untuk menjadi Knight of Light. Dan Tigreal menjadi anggota termuda dalam sejarah mereka.
Ia merupakan kebanggaan keluarganya dan seorang jenius di mata penduduk Moniyan. Semua orang percaya bahwa dia akan menjadi pahlawan dalam sejarah Moniyan, seperti para martir pada generasi sebelumnya di Corridor of Valor.
Tetapi, hidup tidak berjalan lancar untuk Tigreal. Di Barren Lands, dalam pertarungan untuk mengusir para iblis dari Abyss, yang telah menguasai daerah tersebut untuk waktu yang lama. Tigreal merupakan komandan dari Second Division Regiment dalam pasukan yang terdiri dari para Knight of Light dan Imperial Border Guard.
Dia ditempatkan pada sisi kiri medan perang, dan melancarkan serangan pada pasukan iblis. Tetapi, karena kesalahan pusat komando, pasukan Tigreal masuk terlalu dalam dan dikepung oleh pasukan lawan. Setelah itu, pusat komando memerintahkan pasukan Tigreal untuk meninggalkan beberapa orang prajurit dibelakang dan berpencar untuk menembus kepungan tersebut.
Di waktu ini, Tigreal telah bersumpah untuk hidup dan mati bersama dengan pasukannya. Tetapi deputi Roland yang lebih tua dan berpengalaman menghentikan Tigreal dan menyuruhnya untuk mundur ke arah pasukan utama yang sedang ia pimpin. Sedangkan dia dan sejumlah kecil prajurit akan menahan lawan. Berdasarkan pemikiran bahwa dia akan menyelamatkan banyak prajurit, Tigreal memimpin para prajuritnya untuk mundur.
Setelah pertarungan tersebut, pasukan iblis, yang telah lama berdiam pada perbatasan selatan Moniyan Empire dengan Barren Lands. Tetapi hanya pasukan Tigreal yang menderita korban dengan jumlah yang besar, dengan kelompok yang menahan serangan lawan. Melihat mayat dan darah yang berserakan, Tigreal sangat menyesali keputusan yang ia buat.
Setelah pertempuran ini, untuk menutupi kesalahan mereka, para tetua Knight of Light menolak untuk memberikan prajurit Second Regiment kehormatan yang mereka pantas dapatkan, dan menyebut mereka sebagai P yang tidak taat” karena mereka serakah akan penghargaan dan ini mengakibatkan jatuhnya korban.
Setelah itu, mereka mencoba untuk menggunakan medali dan kenaikan jabatan sebagai cara untuk merayu Tigreal agar tetap diam. Merasakan tekanan dari perjuangan yang gagal itu, serta tekanan dari keluarganya, Tigreal meninggalkan Moniyan dan datang ke Northern Vale yang dingin.
Di tanah utara yang beku dan bersalju, Tigreal berteman dengan suku Lembah Utara dan, yang lebih penting, bertarung bersama mereka. Tigreal memahami bahwa sebagai seorang pejuang, nyawa seorang teman lebih penting daripada hasil pertempuran: mengapa kita memilih untuk berjuang untuk melindungi orang-orang di sekitar kita. Jika pertempuran hanya berarti pengorbanan, maka kemenangan tidak ada gunanya.
Selanjutnya, Tigreal kembali ke Moniyan, kembali menjadi Knight of Light dan menjadi pemimpin dari Knights of Light. Seiring berjalannya waktu, dia melindungi Moniyan dengan segenap tekad dan keberaniannya. Dalam cerita rakyat, selama ada tempat yang bisa diserang oleh kegelapan, akan selalu ada Warrior of the Dawn yang memimpin setiap orang untuk mengusir kegelapan.
Itulah tadi informasi tentang Kisah Tigreal Mobile Legends dan juga skill-skill yang wajib banget kalian ketahui tentang hero ini. Masih banyak kisah hero Mobile Legends yang belum kami bagikan
quikstopme.com - Pada Kamis, 19 Desember 2024, sejumlah warga sipil, mahasiswa, buruh, dan komunitas K-Popers…
DKV: Jurusan Kreatif - Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) merupakan cabang ilmu desain yang berfokus…
quikstopme - Warga Jalan Bougenvil Bawah, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, dikejutkan dengan penemuan…
quikstopme.com - Pertandingan antara Barito Putera dan Persib Bandung pada pekan kedelapan Liga 1 2023/24…
www.quikstopme.com - Dalam dunia perjudian online, slot menjadi salah satu permainan yang paling digemari. Dengan…
Jurusan untuk gamers - Penggemar game atau gamers telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari…