Pengalaman Bermain Rage 2
Space Rage dapat mengambil proyek trendi dari id Software ketika dirilis pada tahun 2011. Untuk mengembangkan game bertema pasca-apokaliptik ala Mad Max, seri pertama Rage datang ke pertempuran kendaraan perang yang benar-benar berkesan. Kini Rage 2 mencoba menghidupkan kembali perasaan Wasteland dalam perang baru.
Menampilkan teknologi grafis yang lebih kuat, pandangan dunia yang lebih luas adalah hadiah yang tidak dapat ditolak oleh pemain asli Rage. Jadi, perkembangan baru dan komponennya dapat membuat Rage 2 menjadi sekuel yang sukses? Simak ulasan Quikstopme di bawah ini!
Dunia Baru yang Lebih Menantang
Sembilan tahun setelah seri pertama, id Software telah menunjukkan komitmennya selama pengembangan seri ini. Ini terlihat untuk pertama kalinya melalui evolusi dunia dan grafik yang mereka berikan. Efek pertama ini membuat para pemain Rage merasa seperti diberikan perlakuan baru. Selain itu, warna-warna yang berasal dari bahan alami dan berubah dari sore ke malam sangat memanjakan mata. Meski dunia post-apocalyptic yang telah dibangun tampak damai, pemain akan melihat kerumunan orang dan markas musuh di zona konflik. Disinilah Rage 2 akan menguji kekuatan pemain dalam membunuh Preman dan pencuri lainnya. Meski open world yang mereka janjikan masih kurang bisa diakses di beberapa area seperti tebing dan lembah, kualitas bioma di dunia baru ini membuat kami sangat tertarik.
Keheningan dunia di luar taman bermain dapat dikompensasi dengan menyiapkan mobil yang membuatnya berfungsi dan membutuhkan waktu. Saat permainan berlangsung, kami akan membuka kunci kendaraan baru dari boogie hingga helikopter khusus bernama Icarus. Bepergian melalui dunia yang sunyi dan membersihkan markas musuh adalah proses yang menarik dalam game ini.
Suguhan Cerita dan Karakter yang Menarik
Setelah 30 tahun mengatur cerita di game pertamanya, Rage 2 menghadirkan dunia baru yang kini lebih hidup. Setelah bencana asteroid 99942 Aphosis, Bumi hancur dan hanya tersisa 20% umat manusia. Dunia yang sekarang disebut Wasteland adalah tanah luas yang mulai berkembang. Kapal, yang diciptakan untuk menciptakan habitat, kini telah mendominasi banyak wilayah. Antiklimaks yang terjadi di penghujung seri pertama membuat para pemain bisa menemukan “koneksi” di seri ini. Pemain juga akan berperan sebagai karakter baru tanpa nama bernama Walker. Desa pemain dan pelabuhan pertama, Vineland, akan diserang oleh pasukan pemerintah yang brutal. Nantinya, pemain tersebut akan diciptakan kembali sebagai Ranger terakhir di Vineland. Gaya karakter anonim ini mirip dengan beberapa game Bethesda sebelumnya seperti Fallout dan The Elder Scrolls. Anda dapat melihat upaya perangkat lunak id untuk memungkinkan pemain lebih dekat dengan karakter yang mereka mainkan. Sayangnya, hal ini menyebabkan pemain kehilangan koneksi dengan karakter yang sebelumnya ada di dalam game.
Protagonis dari seri pertama, Nicholas Raine, muncul sebagai NPC yang berperan sebagai seorang veteran. Ada laporan bahwa perlawanan itu dikalahkan oleh pihak berwenang yang berhasil mengalahkan pasukan Tabut dari pasukan pemberontak. Jenderal Martin Kross kembali sebagai antagonis dan kini muncul dalam tubuh cyborg. Selain staf administrasi sebagai antagonis, kehadiran mutan dan pencuri juga mengisi dunia pasca bencana Rage 2. Total ada tujuh area utama yang bisa kita jelajahi dan tentunya masing-masing punya keistimewaannya masing-masing. Dunia besar dan rasa karakter yang berkesan membuat game ini penuh dengan kemajuan yang indah dan indah. Sayangnya, jalan cerita berjalan lambat dan memberikan kesan permainan yang berlarut-larut. Untungnya, implementasi kendaraan dan side quest yang disajikan di sana mengisi perjalanan pemain dengan baik.
Peningkatan Gameplay dari Seri Pendahulu
Dengan tetap mempertahankan mobil-mobil yang menjadi fitur utama mereka, Rage 2 berhasil memindahkan game ke scene dengannya. Implementasi mobil ini kuat dan sensitif. Walaupun karakter kita bernama Walker yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berarti “passerby”, ternyata di Rage 2 kita akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengemudi.
Di sisi lain, pemotretan yang diusulkan memiliki banyak bobot. Menghapus bilah kesehatan mencegah pemain memprediksi kapan musuh akan mati. Saat pertarungan Boss misalnya, pemain akan dipaksa untuk menembak sambil menghindari rintangan dan mengikuti aturan permainan. Keragaman simbol tengkorak dalam lukisan kepala juga menambah gaya artistik aksi Rage 2.
Senjata dan kemampuan tidak sekuat Rage 2. Gamer mungkin sudah jatuh cinta dengan Combat Shotgun sejak Rage pertama, yang kini menjadi senjata terdekat yang tersedia. Beberapa mode dan elemen RPG disediakan untuk memperkuat senjata dari waktu ke waktu, pemain fokus pada pertarungan dan cerita. Dengan mencari Tabut, pemain akan membuka kemampuan baru yang memungkinkan mereka melakukan berbagai keterampilan. Ini akan berfungsi mengisi permainan dan membuka peluang untuk banyak level. Sayangnya, sekali lagi, Rage 2 membatasi proses pengembangan ini pada plot sehingga pemain tidak memiliki banyak ruang untuk perbaikan.
Dibandingkan dengan pendahulunya, Rage 2 memberikan nuansa penembak dan perasaan gaya perjalanan Borderlands dan berurusan dengan aksi menembak yang mirip dengan Doom. Pemain sepertinya tidak memiliki stamina untuk melawan serangan musuh.
Di sisi lain, penerapan game pertama dan konten universal memungkinkan penggemar Rage untuk merayakan ekspektasi mereka yang terbayar dengan baik dari id Software dan Bethesda. Sekarang, mereka harus berjuang dengan tekad untuk memberikan sistem yang telah mereka coba hidupkan kembali selama sembilan tahun.
Apa pendapat Anda tentang hal itu sendiri? Apakah proses ini berhasil membuat cerita baru, atau tidak ada perkembangan yang berarti? Bagikan pemikiran Anda dan isi kolom di atas, oke? Ikuti terus review game lainnya hanya di channel Quikstopme!